Pribadi Prima adalah suatu pribadi yang mampu memberikan yang terbaik dari dirinya kepada orang lain dengan perasaan tulus dan ikhlas,serta mampu untuk memahami trilogi prima yaitu prima dalam penampilan , prima dalam pengetahuan , dan prima dalam penyampaian dengan melaksanakan 5 kiat,yang pertama kiat untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang efektif artinya harus mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi tertentu, kedua mempunyai sikap essensi ,bagaimana bisa selalu satu langkah didepan dengan mampu mendengar sebelum orang lain mengatakan, mengerjakan apa yang belum diminta kepada kita serta tanggap dan peka terhadap suatu masalah, ketiga mengetahui rahasia berjalan diatas air dengan mengetahui dimana letak batu-batu kebaikan yang kita ciptakan untuk tempat berpijak sehingga dapat menyeberang dengan selamat, keempat mengenali diri sendiri dengan lebih mengutamakan apa yang ingin dilihat dan diharapkan oleh orang lain terhadap kita,bukan bagaimana diri kita menurut kita sendiri, dan yang ingin kita tampilkan dihadapan orang lain, bahkan kondisi kita yang sebenarnya secara utuh. Dan yang terakhir adalah mau dan mampu untuk merubah diri walaupun yang terakhir ini sungguh tidak mudah bahkan bisa dikatakan sangat sulit namun seperti yang dikatakan Robert Smith “Tak ada satupun didunia ini yang tetap, kecuali perubahan itu sendiri “ jadi mau tidak mau siap tidak siap kita harus berubah sebelum kita dilindas oleh perubahan itu sendiri .Dengan memahami dan melaksanakan kedua hal tersebut diatas mudah- mudahan kita dapat melaksanakan filosofi pribadi prima yaitu “Saya bahagia , bila karena saya orang lain bahagia”.Demikian inti dari pribadi prima yang harus siap untuk melakukan pelayanan prima, karena hanya pribadi-pribadi prima yang sanggup melakukan pelayanan prima.
Banyak tokoh –tokoh yang bisa menjadi contoh dalam berperilaku pribadi prima, sebagai umat Islam tentu Nabi Muhammad.SAW adalah contoh yang sangat sempurna ,dengan meneladani pribadi beliau maka kita akan bisa menampilkan diri menjadi pribadi yang prima pula .
Rahasia untuk berpribadi prima itu sendiri telah banyak diungkapkan oleh para pemikir, yang berkesimpulan perubahan yang inti adalah perubahan terhadap respon kita terhadap suara hati, suara hati adalah suara fitrah , suara illahiyah, suara kebenaran, apabila kita mengikuti suara hati maka itu pasti kebenaran adanya.Yang menghambat kita untuk merespon suara hati adalah belenggu egoisme dan keserakahan. Joseph Campbell, mengatakan “Pada saat kita berhenti berpikir tentang diri kita sendiri, kita sebenarnya tengah mengalami perubahan hati yang sungguh heroik “ini sangat sesuai dengan kiat keempat dari pribadi prima, bahkan Kahlil Gibran pun pernah mengatakan”Mendengarkan, amat penting untuk bisa memberikan sesuatu yang benar-benar dibutuhkan orang lain, bahkan sekalipun mereka tidak mengatakannya “menurut Kahlil Gibran juga “ Adalah baik untuk memberi ketika diminta, tetapi jauh lebih baik lagi jika memberi tanpa harus diminta”
Hati nurani bukanlah segumpal daging yang berada di rongga dada kita.Ia tak dapat digambarkan karena memang bersifat spiritual.Ia berada jauh dibawah kesadaran kita.Kita tak tahu dimana persisnya ia berada.Kita hanya tahu “ pintu “ yang bisa digunakan untuk menuju kesana.Pintu tersebut berada dalam otak kita.Inilah yang disebut dengan titik Tuhan ( God Spot ) yang terdapat dibagian lobus temporal di otak kita. Bagian ini akan bercahaya begitu kita melakukan aktifitas yang bersifat spiritual. Inilah yang disebut sebagai Spiritual Quotient ( SQ ).Pada saat kita beribadah, ataupun melakukan meditasi (khalwat ), konon bagian ini akan bercahaya, terutama saat kita melakukan sholat ( apalagi sholat malam ),karena seperti telah kita ketahui nabi Muhammad pun mengatakan bahwa sholat adalah mi,raj nya muslimin.Ini karena kita melepaskan semua kepentingan kita di bumi menuju samudera yang jauh tempat berkumpulnya semua nurani dengan Diri sejati kita.Dalam hati nurani konsep Zero Sum Game tidak berlaku, konsep ini mengatakan kalau ada yang bertambah pasti ada yang berkurang, kalau ada yang untung pasti ada yang rugi, kalau ada yang menang pasti ada yang kalah.padahal esensi hidup yang sebenarnya adalah menang- menang. Kalau kita memberi kepada yang lain, milik kita sendiri pun bertambah,.bila kita menekan orang lain kita akan ikut tenggelam, tapi bila kita mendukung orang lain kitapun akan ikut terangkat naik. Kita coba untuk mengingat kembali dan menghayati sebait puisi dari seorang filsuf berikut
“Engkau tidak pernah memiliki sesuatu,Engkau hanya memegangnya sebentar.Kalau engkau tidak dapat melepaskannya, engkau akan terbelenggu olehnya.Apa saja hartamu , harta itu harus kau pegang dengan tanganmu seperti engkau menggenggam air.Genggamlah erat- erat dan harta itu lepas.Akuilah itu sebagai milikmu dan engkau mencemarkannya. Lepaskanlah, dan semua itu menjadi milikmu selama-lamanya “
Bukankah manusia manusia dilahirkan dalam kondisi telanjang, dan ketika meninggal ia hanya dibungkus dengan selembar kain kafan ?.Apakah hanya itu keuntungan yang kita dapatkan sepanjang hidup kita ? Sayangnya dunia saat ini telah begitu materialistisnya, sehingga banyak orang beranggapan bahwa perhatian tersebut bisa digantikan dengan uang.Padahal walaupun uang memang penting, ia tak akan pernah dapat menggantikan perhatian, pengertian, kehadiran dan kasih sayang.” Bila engkau memberi dari hartamu, maka sebenarnya tiada banyaklah pemberian itu.Tapi bila engkau memberi dari Dirimu itulah pemberian yang penuh arti” ( Kahlil Gibran ) Memberi bukan harus bernuansa materi.Bahkan memberikan perhatian sebenarnya jauh lebih berarti ketimbang memberikan materi yang sifatnya amat terbatas.
Mari kita mencoba dan memulai mengkondisikan diri kita menjadi pribadi – pribadi prima yang siap untuk melayani dan memberikan yang terbaik yang kita punyai untuk orang lain karena dengan demikian kita akan tergolong menjadi orang yang “Ikhsan “.
Alumni ESQ profesional angkatan 9 Kaltim,Excellent Service For Customer Satisfaction angkatan 2 RS.PKTBontang
0 komentar:
Posting Komentar