Dalam hukum bisnis , setiap yang kita investasikan diharapkan suatu revenu atau keuntungan, namun demikian bisa saja yang terjadi diluar perhitungan dan terjadi kerugian atau pailit. Hal yang sama juga terjadi ketika kita bekerja keras banting tulang, memeras keringat, yang diharapkan tentunya hasil yang besar atau minimal seimbang dengan tenaga yang kita keluarkan untuk usaha tersebut. Dan ketika hasil yang didapat tidak setara maka rasa kecewa akan memenuhi dan menyesakkan dada.
Harapan memang sering berbeda dengan kenyataan , sebagai orang yang menganut suatu kepercayaan adanya Tuhan yang maha kuasa yang juga dipercaya maha adil, upaya yang seiring, atau bahkan terakhir dilakukan adalah berdoa, berdoa dan berdoa...jika doa kita terkabul maka kita akan bersyukur, sujud dan keluar kalimat pujian terhadap sang maha kuasa kalau muslim akan berseru alhamdulilah, yang kristen akan berteriak haleluyah, dan kalimat pujian lainnya, namun bila doa kita tidak ujung terkabulkan maka sebaliknya kita akan menggerutu dan menganggap tuhan tidak adil kepada kita, kita yang rajin sholat, kita yang rajin berdoa kemesjid, kegereja, atau kekuil, hidup dalam kekurangan sedangkan yang hidup tanpa mengenal tuhan hidupnya penuh kesenangan bahkan berkelimpahan apakah ini adil ?
Itulah persepsi kita, bukankah Tuhan itu sesuai dengan persangkaan hambanya ? apabila seorang hamba menganggap baik maka beruntunglah dia, sebaliknya bila berprasangka buruk maka sungguh dia tidak akan pernah mendapatkan keberuntungan.
Tuhan menciptakan alam dan seisinya tidak instan, langsung jadi KUN FAYAKUN, Allah mengatakan jadilah, maka jadilah. Namun tetap saja semua itu melalui proses, bahkan diceritakan semesta ini diciptakan dalam tujuh masa, maka sampai sekarang segala sesuatu yang terjadi dialam ini tetap harus mengikuti sunatullah, hukum alam, apabila kita menyimpang dari ketentuan ini maka kita akan mendapatkan kerusakan dan kebinasaan.hukum grafitasi menentukan setiap benda yang jatuh pasti kebawah, demikian juga hukum kekekalan energi, setiap energi yang dikeluarkan pasti setimbang , sesuai dengan energi yang dterima. Yang terjadi didunia ini tidak ada yang kebetulan, tapi karena ada sebab maka akan muncul akibat ( hukum kausalitas ).maka wajar saja jika seorang atheis yang tidak percaya adanya tuhan hidupnya lebih baik , karena telah melakukan suatu usaha dan kerja keras, dibandingkan seorang ahli ibadah, ustadz atau pendeta yang tidak melakukan kerja nyata. Suatu kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas bagi yang percaya kehidupan setelah mati.
Jadi yang kita dapatkan keberuntungankah ,atau musibah , semua itu adalah akibat energi yang telah kita keluarkan. Jika keberuntungan maka kemungkinan itu karena energi positip ( epos ) yang kita keluarkan lebih banyak daripada energi negatif ( eneg ).demikian juga sebaliknya bila kita selalu mendapatkan musibah maka bisa jadi eneg kita lebih banyak dari epos.
Bagaimana bila kita merasa sudah mengeluarkan epos , selalu berbuat baik, selalu beramal tapi masih juga mendapatkan musibah. ? ibarat sebuah tabungan, energi positif yang kita keluarkan adalah investasi yang suatu saat pasti akan kita dapatkan keuntungannya, yang pasti akan cair bila kita membutuhkan dan sudah siap untuk memanfaatkannya baik yang bisa diduga maupun yang tidak terduga. Demikian sebaliknya bila kita melihat orang yang rejekinya berlimpah, selalu mendapatkan keberuntungan walaupun yang dilakukan tidak pernah berarti, bisa terjadi itu adalah uang muka Down Paymen atau panjar , hutang yang harus dibayar dikemudian hari.
Bentuk keberuntungan yang kita dapatkan tidak selalu berbentuk materi, tetapi bisa juga dalam bentuk lain, selain harta , kekayaan, bisa dalam bentuk Tahta ,jabatan, kedudukan, juga Kata, pembicaraan yang berguna, berilmu, berbobot dan selalu diharap serta didengar oleh orang lain apa yang menjadi perkataannya, menjadi panutan, dan yang terakhir dalam bentuk cinta ,selalu berbahagia dengan dicintai dan mencintai orang lain dan keluarga.
Melakukan suatu perbuatan baik pasti akan mendatangkan suatu kebaikan juga, dan melakukan perbuatan tercela / buruk akan mendapatkan juga balasan keburukan, siapa yang menabur dia menuai. Balasan itu bisa serupa persis atau karma, tapi bisa dalam bentuk yang lain tapi dengan bobot yang sama.
Energi yang diciptakan Allah dialam ini tidak akan pernah bertambah atau berkurang, sampai hari kehacuran. Banyak-banyak menabung energi positif ( epos ) adalah satu-satunya investasi yang tidak pernah merugi . selalu untung, apalagi kalau setiap epos yang kita keluarkan diiringi suatu niat beribadah maka keuntungan ganda yang berlipat pasti akan kita dapatkan didunia ini dan kelak diakherat bagi yang meyakininya.
Itulah salahsatu dari ciri-ciri suatu kesuksesan dan juga kemuliaan, sukses & mulia..
0 komentar:
Posting Komentar